Es krim adalah salah
satu makanan yang disukai semua kalangan dan semua jenjang usia. Siapa yang tak
kenal dengan makanan yang lembut di mulut dan memiliki berbagai jenis rasa ini.
Namun tak banyak yang mengetahui, penambahan garam sering dilakukan pada proses
pembuatannya. Penambahan garam ini sebenarnya memanfaatkan salah satu jenis
sifat koligatif larutan yaitu penurunan titik beku. Sifat koligatif larutan
yang lainnya yaitu, kenaikan titik didih, tekanan osmotic, dan penurunan tekann
uap.
Pada kesempatan ini
akan membahas 3 sifat koligatif larutan yaitu, penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih dan penurunan titik beku.
Sebelum mempelajari
sifat koligatif larutan ini terlebih dahulu kita harus menguasai konsep
molalitas.
Dalam larutan, terdapat beberapa sifat zat yang hanya
ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut. Oleh karena sifat koligatif larutan ditentukan
oleh banyaknya partikel zat terlarut, maka perlu diketahui tentang konsentrasi
larutan.
Molalitas (m)
Molalitas (kemolalan) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg (1000
gram) pelarut.
Molalitas didefinisikan dengan persamaan berikut :
·
m
= molalitas larutan (mol/kg)
·
n
= jumlah mol zat terlarut (g/mol)
·
P
= jumlah massa zat (kg)
Fraksi Mol
Fraksi mol
merupakan satuan konsentrasi yang semua komponen larutannya dinyatakan
berdasarkan mol. Fraksi mol komponen i, dilambangkan dengan Xi adalah jumlah mol
komponen i dibagi dengan jumlah mol
semua komponen dalam larutan. Fraksi mol j adalah Xj dan seterusnya. Jumlah
fraksi mol dari semua komponen adalah 1. Persamaannya dapat ditulis dengan:
A.
Diagram Fase
atau Diagram P - T pada Pelarut H2O
Mengapa larutan (pelarut + zat terlarut)
mendidih pada suhu yang lebih tinggi dan membeku pada suhu yang lebih rendah
dari pada pelarutnya? Pertanyaan ini dapat dijelaskan secara teoritis dengan
membandingkan diagram fase pelarut dengan diagram fase larutannya.
Diagram fase atau biasa disebut juga diagram P
- T adalah diagram yang menyatakan hubungan antara suhu (T) dan tekanan P
dengan fase zat (padat, cair, dan gas). Diagram fase menyatakan batas-batas
suhu dan tekanan di mana suatu bentuk fase dapat stabil. Diagram fase H2O
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Berikut penjelasan
diagram P - T dengan pelarut H2O:
1.
Garis
didih
Garis
B - C pada gambar di atas disebut garis didih. Garis didih merupakan transisi
fase cair - gas. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di
mana air akan mendidih. Seperti yang kita ketahui bahwa titik didih
tergantung pada tekanan gas di permukaan. Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air mendidih pada suhu 100oC. Jika terdapat tempat
di bumi ini yang mempunyai tekanan4,58
mmHg, maka sudah dipastikan air akan mendidih pada kisaran 0,0098oC.
2.
Garis
beku
Garis
B - D pada gambar di atas disebut garis beku. Garis beku
merupakan transisi fase cair - padat. Setiap titik pada garis ini
menyatakan suhu dan tekanan di mana air dapat membeku (es mencair).
Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air membeku pada suhu 0oC, dan jika
terdapat tempat di bumi ini yang mempunyai tekanan 4,58 mmHg, maka sudah dipastikan air akan membeku pada kisaran0,0098oC. titik beku dan
titik didih pada tekanan 4,58 mmHg mempunyai
nilai yang sama, artinya titik didh = titik beku pelarut. Perhatikan bahwa
tekanan permukaan berpengaruh besar pada titik didih, tetapi sangat kecil
pengaruhnya terhadap titik beku. Garis B - D nyaris vertical terhadap sumbu
suhu.
3.
Garis
sublimasi
Garis
A - B pada diagram fase di atas disebut garis sublimasi. Garis
sublimasi merupakan transisi fase pada gas. Setiap titik pada pada
garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan di mana zat padat dan uapnya dapat
menyublim.
4.
Titik
trpel
Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis
sublimasi disebut titik tripel. Titik tripel air adalah
0,0098oC pada tekanan 4,58 mmHg. Pada titik tripelnya,
ketiga bentuk fase, yaitu padat, cair, dan gas berada dalam kesetimbangan.
Diagram fase atau biasa disebut juga diagram P
- T adalah diagram yang menyatakan hubungan antara suhu (T) dan tekanan P
dengan fase zat (padat, cair, dan gas). Diagram fase menyatakan batas-batas
suhu dan tekanan di mana suatu bentuk fase dapat stabil. Diagram fase H2O
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Berikut penjelasan
diagram P - T dengan pelarut H2O:
1.
Garis
didih
Garis
B - C pada gambar di atas disebut garis didih. Garis didih merupakan transisi
fase cair - gas. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di
mana air akan mendidih. Seperti yang kita ketahui bahwa titik didih
tergantung pada tekanan gas di permukaan. Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air mendidih pada suhu 100oC. Jika terdapat tempat
di bumi ini yang mempunyai tekanan4,58
mmHg, maka sudah dipastikan air akan mendidih pada kisaran 0,0098oC.
2.
Garis
beku
Garis
B - D pada gambar di atas disebut garis beku. Garis beku
merupakan transisi fase cair - padat. Setiap titik pada garis ini
menyatakan suhu dan tekanan di mana air dapat membeku (es mencair).
Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air membeku pada suhu 0oC, dan jika
terdapat tempat di bumi ini yang mempunyai tekanan 4,58 mmHg, maka sudah dipastikan air akan membeku pada kisaran0,0098oC. titik beku dan
titik didih pada tekanan 4,58 mmHg mempunyai
nilai yang sama, artinya titik didh = titik beku pelarut. Perhatikan bahwa
tekanan permukaan berpengaruh besar pada titik didih, tetapi sangat kecil
pengaruhnya terhadap titik beku. Garis B - D nyaris vertical terhadap sumbu
suhu.
3.
Garis
sublimasi
Garis
A - B pada diagram fase di atas disebut garis sublimasi. Garis
sublimasi merupakan transisi fase pada gas. Setiap titik pada pada
garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan di mana zat padat dan uapnya dapat
menyublim.
4.
Titik
trpel
Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis
sublimasi disebut titik tripel. Titik tripel air adalah
0,0098oC pada tekanan 4,58 mmHg. Pada titik tripelnya,
ketiga bentuk fase, yaitu padat, cair, dan gas berada dalam kesetimbangan.
Diagram fase atau biasa disebut juga diagram P
- T adalah diagram yang menyatakan hubungan antara suhu (T) dan tekanan P
dengan fase zat (padat, cair, dan gas). Diagram fase menyatakan batas-batas
suhu dan tekanan di mana suatu bentuk fase dapat stabil. Diagram fase H2O
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Berikut penjelasan
diagram P - T dengan pelarut H2O:
1.
Garis
didih
Garis
B - C pada gambar di atas disebut garis didih. Garis didih merupakan transisi
fase cair - gas. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di
mana air akan mendidih. Seperti yang kita ketahui bahwa titik didih
tergantung pada tekanan gas di permukaan. Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air mendidih pada suhu 100oC. Jika terdapat tempat
di bumi ini yang mempunyai tekanan4,58
mmHg, maka sudah dipastikan air akan mendidih pada kisaran 0,0098oC.
2.
Garis
beku
Garis
B - D pada gambar di atas disebut garis beku. Garis beku
merupakan transisi fase cair - padat. Setiap titik pada garis ini
menyatakan suhu dan tekanan di mana air dapat membeku (es mencair).
Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air membeku pada suhu 0oC, dan jika
terdapat tempat di bumi ini yang mempunyai tekanan 4,58 mmHg, maka sudah dipastikan air akan membeku pada kisaran0,0098oC. titik beku dan
titik didih pada tekanan 4,58 mmHg mempunyai
nilai yang sama, artinya titik didh = titik beku pelarut. Perhatikan bahwa
tekanan permukaan berpengaruh besar pada titik didih, tetapi sangat kecil
pengaruhnya terhadap titik beku. Garis B - D nyaris vertical terhadap sumbu
suhu.
3.
Garis
sublimasi
Garis
A - B pada diagram fase di atas disebut garis sublimasi. Garis
sublimasi merupakan transisi fase pada gas. Setiap titik pada pada
garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan di mana zat padat dan uapnya dapat
menyublim.
4.
Titik
trpel
Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis
sublimasi disebut titik tripel. Titik tripel air adalah
0,0098oC pada tekanan 4,58 mmHg. Pada titik tripelnya,
ketiga bentuk fase, yaitu padat, cair, dan gas berada dalam kesetimbangan.
B.
Diagram Fase atau Diagram P - T pada
Larutan
Mari
kita bandingkan dengan diagram fase larutan dengan diagram fase pelarutnya
yaitu H2O, seperti tampak pada diagram P - T larutan berikut.
Larutan mempunyai
tekanan uap lebih rendah dari pada pelarut murninya (dalam hal ini air) yang
dinyatakan sebagai. Oleh karena itu garis didih dan garis beku larutan berada
di bawah garis didih dan garis beku pelarutnya. Penurunan tekanan uap tersebut
berpengaruh terhadap titik didih dan titik beku larutan. seperti yang tampak
pada diagram P - T larutan di atas, tekanan uap larutan belum 760 mmHg pada
suhu 100oC. oleh karena itu belum mendidih. Larutan akan mendidih
pada suhu di atas 100oC yaitu ketika tekanan uapnya mencapai 760
mmHg. Dengan kata lain, larutan mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada
pelarutnya. Sebaliknya, penurunan tekanan uap menyebabkan titik beku larutan
lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarutnya.
C.
Tekanan Uap
Menguap
adalah gejala yang terjadi pada molekul-molekul zat cair meninggalkan permukaan
cairan membentuk fasa gas. Gejala ini disebabkan oleh molekul-molekul pada
bagian permukaan cairan memiliki energi yang dapat mengatasi gaya antar aksi di
antara molekul-molekul cairan. Gaya antar aksi antarmolekul pada permukaan
cairan dinamakan tegangan permukaan. Jadi, molekul-molekul yang menguap
memiliki energi lebih besar daripada tegangan permukaan.
Kemudahan
suatu zat menguap ditentukan oleh kekuatan gaya antarmolekul (tegangan
permukaan). Semakin lemah gaya antarmolekul semakin mudah senyawa itu menguap.
Pada
suhu rendah, molekul-molekul zat dapat meninggalkan permukaan cairan membentuk
kesetimbangan dengan cairan yang berada di permukaanya . Molekul-molekul fasa
uap menimbulkan tekanan yang disebut tekanan uap.
Apa
yang terjadi dengan tekanan uap jika ke dalam suatu cairan (misalnya, air)
dimasukkan zat yang tidak mudah menguap (misalnya, gula pasir)?
Dari
gambar di atas dapat kita lihat bahwa jumlah partikel pelarut pada pelarut
murni (Gambar A) di permukaan lebih banyak dibandingkan pada larutan (Gambar
B). Partikel-partikel pada larutan lebih tidak teratur dibandingkan
partikel-partikel
pada pelarut murni. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara
matematis seperti berikut.
pada pelarut murni. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara
matematis seperti berikut.
ΔP
= P0 – P
Keterangan:
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut murni
P = tekanan uap jenuh larutan
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut murni
P = tekanan uap jenuh larutan
Bagaimana
hubungan penurunan tekanan uap dengan jumlah partikel? Menurut Raoult, besarnya
tekanan uap pelarut di atas suatu larutan (P) sama dengan hasil kali tekanan
uap pelarut murni (P0) dengan fraksi mol zat pelarut dalam larutan (xB).
P = xB . P0
Persamaan
di atas dikenal dengan hukum Raoult. Hukum Raoult hanya berlaku pada larutan
ideal dan larutan tersebut merupakan larutan encer tetapi pada larutan encer
yang tidak mempunyai interaksi kimia di antara komponen-komponennya, hukum
Raoult berlaku pada pelarut saja. Adapun banyaknya penurunan tekanan uap ( ΔP )
sama dengan hasil kali fraksi mol terlarut (xA) dan tekanan uap pelarut murni
(P0). Pernyataan ini secara matematis dapat dituliskan seperti berikut.
ΔP = xA . Po
Keterangan:
xA = fraksi mol zat terlarut
xB = fraksi mol zat pelarut
xA = fraksi mol zat terlarut
xB = fraksi mol zat pelarut
D. Kenaikan Titik Didih
Pendidihan
terjadi karena panas meningkatkan gerakan atau energi kinetik, dari molekul
yang menyebabkan cairan berada pada titik di mana cairan itu menguap, tidak
peduli berada di permukaan teratas atau di bagian terdalam cairan
tersebut. Apabila sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada
suhu tertentu, maka molekul-molekul yang berada dalam larutan tersebut mudah
untuk melepaskan diri dari permukaan larutan. Atau dapat dikatakan pada suhu
yang sama sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang rendah, maka molekulmolekul
dalam larutan tersebut tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari larutan.
Jadi larutan dengan tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu tertentu akan
memiliki titik didih yang lebih rendah.
Cairan
akan mendidih ketika tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara luar.
Titik didih cairan pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih standar atau
titik didih normal. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah
suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar
(tekanan pada permukaan cairan). Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan
uap pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian
atau fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Kenaikan
titik didih terjadi ketika titik didih larutan menjadi lebih tinggi dari titik
didih pelarut murni. Suhu pelarut untuk mendidih meningkat dengan penambahan zat
terlarut non-volatile. Hal ini terjadi karena larutan (yang memiliki tekanan
uap rendah) perlu dipanaskan sampai suhu yang lebih tinggi agar tekanan uap
untuk menjadi sama dengan tekanan udara luar (yaitu, titik didih).Sebuah contoh
umum dari kanaikan titi didih dapat diamati dengan menambahkan garam ke air.
Titik didih air meningkat.
Kenaikan
titik didi adalah sifat koligatif materi. Sifat Koligatif larutan tergantung
pada jumlah partikel dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel
atau massa partikel.
Larutan
dapat diproduksi untuk tujuan meningkatkan titik didih dan menurunkan titik
beku, seperti dalam penggunaan etilen glikol dalam sistem pendingin mobil.
Etilena glikol (antibeku) melindungi terhadap pembekuan dengan menurunkan titik
beku dan memungkinkan suhu operasi yang lebih tinggi dengan menaikkan titik
didih.
E.
Penurunan Titik Beku
Penurunan
titik beku terjadi ketika titik beku cairan diturunkan dengan menambahkan
senyawa lain. Larutan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan
pelarut murni.
Sebagai
contoh, titik beku air laut lebih rendah dari air murni. Titik beku air yang
telah ditambahkan antibeku lebih rendah dari air murni.
Penurunan
titik beku adalah salah satu sifat koligatif materi. Sifat Koligatif tergantung
pada jumlah partikel, bukan pada jenis partikel atau massa partikel.
Contoh
lainnya adalah titik beku air murni adalah 0 ° C, tetapi ketika ditambahkan
pelarut garam maka titik bekunya dapat mengalami penurunan. Penggunaan garam
biasa (natrium klorida, NaCl) salah satunya pada jalan yang tertutup es di
musim dingin untuk mencairkan es dari jalan-jalan dengan menurunkan titik leleh
es. Larutan biasanya memiliki titik leleh lebih rendah dari pelarut murni.Proses
ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada suhu 0 ° C air berada pada
kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air
berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama, sehingga bisa
dikatakan fasa cair dan fasa padat pada kondisi ini memiliki potensial
kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah sama.
Besarnya
potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu potensial
kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yag lain, fasa yang
memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energi lebih disukai,
misalnya pada suhu 2oC fasa cair memiliki potensial kimia yang lebih
rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada
pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1oC fasa padat memiliki
potensial kimia yang lebih rendah sehingga pada suhu ini air cenderung berada
pada fasa padat.
Apabila
ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita turunkan
sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka
perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada
suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya
zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat,
akibatnya pada saat proses pendinginan berlangsung larutan akan mempertahankan
fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih suka berada pada
fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, hal ini menyebabkan potensial kimia
pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potesnsial kimia
pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh.
Maka
akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa
padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titk beku
larutannya. Rumus untuk mencari penurunan titik beku larutan adalah sebagai
berikut:
Penurunan
titik beku dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron dan
hukum Raoult. Dalam larutan encer ideal titik
beku adalah:
F. Aplikasi
- Membuat
Campuran Pendingin Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki
titik beku jauh di bawah 0 derajat Celcius. Cairan pendingin digunakan pada
-pabrik Es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin dibuat
dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air. Pada pembuatan Es Putar,
Cairan pendingan dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan Es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu, pada
pencampuran itu, es batu akan mencair sementara suhu turun . Selanjutnya,
campuran bahan pembuat es putar dimasukan ke dalam cairan pendingin, sambil
terus-menerusdiaduk sehingga campuran membeku.
- Laut mati adalah contoh dari
terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah
menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang
sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga
konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Pada saat berenang di laut mati,
kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat terlarutnya yang sangat
tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai sarana hiburan atau
rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat kita
temui di beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa kolam apung.
- Pencairan
Salju di Jalan RayaLapisan
salju di jalan raya dapat membuat kendaraan tergelincir atau selip, sehingga
perlu disingkirkan. Lapisan salju tersebut sebagian besar dapat disingkirkan
dengan buldoser, namun untuk membersihkana digunakan garam dapur atau urea.
Prinsip dasar dari proses ini juga berdasarkan penurunan titik beku.
- Membuat
Cairan FisiologiCairan
infus dan berbagai cairan fisiologilainya, seperti obat tetes mata, harus
isotonik dengan cairan tubuh kita. Oleh karena itu , konsentrasinya perlu
disesuaikan. Anda tentu mengetahui bahwa salah satu masalah yang dihadapi
korban kecelakaan ditengah laut yang terpaksa harus terapung-apung berhari-hari
yaitu rasa haus. Meminum air laut tidak akan menghilangkan rasa haus, malah
sebaliknya akan menambah rasa haus. Hal itu terjadi karena air laut hipertonik
terhadap cairan tubuh kita. Akibatnya air laut justru akan menarik air dari
jaringan tubuh.
- Di daerah beriklim dingin, ke
dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di daerah beriklim
dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator
kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air
radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air
tidak mudah membeku.
Ingin Tahu bagaimana garam mencairkan es? Let's enjoy this video
Kunci jawabannya share jg dong
BalasHapus